Mansplaining adalah ketika seorang pria menjelaskan sesuatu kepada wanita dengan merasa lebih pintar, sehingga membuat wanita tersebut dianggap tidak mengerti atau kurang pintar.
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut telah menjadi populer untuk menggambarkan situasi yang sering dialami wanita di tempat kerja.
Contoh paling umum dari mansplaining di tempat kerja adalah ketika seorang karyawan pria menganggap karyawan wanita tidak mengerti hal-hal yang sebenarnya sudah menjadi keahliannya.
Karyawan pria tersebut akan mengabaikan ide-ide dan pendapat yang diajukan oleh wanita yang ahli di bidangnya. Hal ini tentu memberikan dampak negatif, seperti karyawan wanita bisa merasa kesal, merasa dianggap rendah, dan membahayakan kerja sama di tempat kerja.
Sayangnya, di beberapa tempat kerja perilaku ini sering diangap tidak serius, atau bahkan didukung. Pria yang melakukannya mungkin dipuji karena tampak percaya diri, sementara wanita yang menolak perlakuan ini bisa diangap merepotkan atau emosional.
Akibatnya, wanita tersebut merasa terpaksa dan diam, yang menyebabkan berkurangnya variasi ide dan inovasi baru di tempat kerja.
Mansplaining yang dilakukan oleh karyawan pria bisa disebabkan karena mereka merasa kurang puas dengan pekerjaannya, sehingga mereka mengabaikan ide berharga dari rekan wanita mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, sebagai profesional HR Anda harus menyadari bahwa mansplaining dalam lingkungan kerja merupakan masalah yang serius.
Selain itu, perusahaan harus bisa menciptakan lingkungan yang saling menghargai, di mana semua karyawan merasa dihargai dan didengar. Berbagai hal tersebut bisa dicapai dengan memberikan pelatihan dan memberikan panduan bagaimana berperilaku yang baik di tempat kerja.
Anda juga perlu tegas terhadap segala tindakan mansplaining, misalnya dengan menegur secara sopan, menghargai teman wanita agar suaranya dihargai, mencari pendapat beragam dari berbagai pihak, dan sebagainya.
Contoh Mansplaining dalam Lingkungan Kerja
Agar Anda dapat mengidentifikasi mana perilaku mansplaining dan mana yang bukan, pahami contoh-contoh tindakannya berikut ini:
1. Selalu Mendominasi Percakapan
Karyawan yang melakukan mansplaining cenderung mendominasi percakapan dan berbicara terus-menerus, tanpa memberi kesempatan pada orang lain untuk berbicara. Bahkan, mereka mungkin akan menyela ketika orang lain berbicara.
Selain itu, karyawan tersebut juga merasa apa yang mereka katakan adalah satu-satunya yang paling benar, tanpa menghargai keahlian dan pengalaman karyawan lain.
2. Bersikap Merendahkan
Karyawan yang melakukan mansplaining seringkali berbicara dengan merendahkan orang lain. Mereka merasa lebih menguasai dan ahli dibandingkan yang lain.
Kemudian, mereka juga akan mencoba membuat orang lain merasa pandangan atau pendapat mereka tidak berarti dan berbicara menggunakan nada yang merendahkan.
3. Melanggengkan Steorotip Gender
Mainsplaining seringkali muncul karena anggapan bahwa wanita tidak mengetahui berbagai topik sebanyak yang pria ketahui. Misalnya, karyawan pria menjelaskan topik terkait teknis kepada karyawan wanita dengan nadanya yang merendehkan, karena menganggap mereka tidak paham.
4. Percaya Diri, tetapi Tidak Menguasai Berbagai Hal
Orang yang melakukan tindakan mainsplaining cenderung berlagak seperti tahu segalanya, padahal sebenarnya hal itu benar. Mereka mencoba menutupi ketidaktahuan mereka dengan sikap terlalu percaya diri.
Misalnya, mereka mungkin mencoba memperbaiki atau menjelaskan sesuatu kepada orang lain, padahal sebenarnya orang lain sudah tahu dan memahaminya.
Perbedaan Mansplaining dan Explaining?
Perbedaan antara mansplaining dan explaining atau penjelasan adalah bagaimana cara memberikan informasi kepada orang lain.
Ketika seseorang memberikan penjelasan, mereka biasanya menunggu pertanyaan atau permintaan sebelum memberikan jawaban. Mereka memberi penjelasan dengan sopan dan sesuai dengan situasi yang diminta.
Namun, ketika seseorang melakukan mansplaining, biasanya seorang pria, akan memberikan jawaban tanpa ada pertanyaan atau permintaan sebelumnya.
Hal ini bisa membuat orang lain merasa tidak dihargai, karena mereka menganggap orang lain tidak memiliki pengetahuan atau kualifikasi yang cukup.
Mansplainer atau orang yang melakukan mansplaining cenderung mendominasi pembicaraan dan tidak mendengarkan pendapat orang lain.
Pada intinya, explaining adalah memberikan informasi dengan baik dan sopan saat diminta, sementara mansplaining adalah memberikan informasi tanpa diminta dan cenderung merendahkan orang lain.
Dampak Mansplaining dalam Lingkungan Kerja
Perlu Anda ingat bahwa tidak semua orang yang menjelaskan sesuatu kepada orang lain dapat dianggap sebagai tindakan mansplaining.
Hal ini menjadi masalah ketika pembicara bersikap merendahkan saat menjelaskan sesuatu, di mana karyawan wanita lah yang kerap menjadi sasaran mansplaining dalam lingkungan kerja, yang akhirnya berdampak negatif.
Berikut adalah beberapa dampak dari tindakan mansplaining:
1. Membuat Wanita Merasa Dianggap Rendah
Salah satu contoh tindakan mansplaining adalah ketika karyawan pria menginterupsi karyawan wanita yang tengah berbicara.
Karyawan pria umumnya juga cenderung menginterupsi wanita dan berbicara merendahkan lebih sering dibandingkan ketika mereka berbicara dengan sesama pria.
Salah satu penelitian dari Harvard Business Review bahkan menemukan bahwa hakim pria lebih sering menginterupsi hakim perempuan tiga kali lebih banyak dibandingkan mereka menginterupsi hakim pria.
2. Tingkat Turnover Karyawan yang Tinggi
Ketika mansplaining terjadi secara terus-menerus, karyawan wanita cenderung merasa tidak dihargai atau tidak pantas berada di tempat kerja. Hal ini bisa menyebabkan tingkat turnover karyawan yang tinggi yang membuat karyawan kehilangan karyawan berkualitas.
3. Memperkuat Stereotip Gender
Sepanjang sejarah, terdapat steorotip yang menyatakan bahwa pria lebih unggul dalam segala aspek pekerjaan dibandingkan wanita. Dengan melakukan mansplaining, artinya mereka memperkuat bahwa wanita kurang kompeten dan cerdas di tempat kerja.
4. Berdampak pada Kemajuan Karier
Saat wanita terus-menerus diabaikan dan diremehkan di tempat kerja, hal ini dapat berdampak pada kemajuan karier mereka. Misalnya, akibat karyawan pria mengabaikan dan menolak ide-ide wanita di tempat kerja.
Karyawan wanita akan dianggap tidak mampu dalam melakukan pekerjaan dan akhirnya kehilangan kesempatan dalam berkarier.
Cara Mengatasi Mansplaining dalam Lingkungan Kerja
Ada beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi mansplaining di tempat kerja, yaitu:
1. Menegur Orang yang Melakukan Mainsplaining
Jika Anda melihat seseorang melakukan mansplaining kepada rekan kerja wanita, bicaralah dan beri tahu mereka bahwa perilaku mereka tidak dapat diterima.
Banyak orang yang melakukan mansplaining mungkin tidak menyadari bahwa mereka melakukannya, oleh karena itu penting untuk menegurnya ketika sedang terjadi.
Jika Anda tidak ingin menegurnya di depan orang lain, ajaklah orang tersebut berbicara secara pribadi dan jelaskan apa yang mereka lakukan serta mengapa itu bisa berdampak buruk bagi orang lain dan tempat kerja.
Satu-satunya cara bagi mereka untuk memperbaiki perilaku mereka adalah dengan menyadari bahwa mereka salah.
Ketika berbicara dengan mereka, Anda dapat mengajukan beberapa pertanyaan berikut:
- Apakah wanita tersebut meminta Anda untuk menjelaskan sesuatu?
- Apakah dia lebih ahli dalam topik tersebut daripada Anda?
- Apakah Anda memberikan nasihat tanpa diminta tentang suatu topik?
- Apakah Anda akan menjelaskan topik tersebut dengan cara yang berbeda jika berbicara dengan seorang pria daripada seorang wanita?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu mereka menyadari bahwa mereka melakukan mansplaining.
2. Memperkuat Suara Rekan Kerja Wanita
Apabila ide atau kontribusi rekan kerja wanita diabaikan dan diacuhkan, tetap dukung mereka dan pastikan ide tersebut didengar dan dihargai.
3. Mencari Perspektif dan Pendapat yang Beragam
Dorong budaya inklusivitas dan keberagaman secara aktif, dengan mencari pandangan dan pendapat yang berbeda. Hal ini dapat menciptakan tempat kerja yang lebih produktif dan inovatif.
4. Mendorong Budaya Saling Menghargai dan Inklusivitas
Anda dapat mendorong kerja sama antar rekan kerja dan manajer untuk menciptakan budaya saling menghargai dan inklusivitas, di mana semua karyawan merasa dihargai dan didengar.
5. Menyediakan Edukasi dan Pelatihan
Perusahaan sebaiknya menyediakan edukasi dan pelatihan tentang cara mengenali dan mengatasi mainsplaining dalam lingkungan kerja. Hal ini dapat membantu menciptakan tenaga kerja yang lebih berpengetahuan dan menghargai sesama karyawan.
Dengan mengambil tindakan-tindakan ini, Anda dapat membantu mengatasi mansplaining di tempat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan penuh rasa hormat untuk semua karyawan.
Cara Menghindari Mansplaining dalam Lingkungan Kerja untuk Karyawan Pria
Jika Anda adalah salah satu seorang karyawan pria di suatu perusahaan, penting bagi Anda untuk tidak terlibat dalam mansplaining di tempat kerja. Berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti:
1. Dengarkan dengan Aktif
Saat seseorang berbicara, usahakan untuk mendengarkan dengan aktif dan terlibat dengan apa yang mereka katakan. Artinya, hindari untuk menginterupsi, dan luangkan waktu untuk memproses apa yang mereka katakan sebelum memberikan tanggapan.
2. Periksa Asumsi Anda
Sadari bias dan asumsi Anda sendiri, serta hindari menganggap bahwa Anda tahu lebih banyak daripada orang lain hanya berdasarkan jenis kelamin atau faktor lainnya.
3. Ajukan Pertanyaan
Alih-alih menganggap bahwa Anda mengetahui jawaban dan solusi dari suatu masalah, ajukan pertanyaan untuk memahami situasi dan sudut pandang orang lain dengan lebih baik.
4. Gunakan Bahasa Inklsuif
Perhatikan bahasa yang Anda gunakan, dan hindari menggunakan istilah yang berdasarkan gender atau menganggap bahwa semua orang di ruangan memiliki pengalaman atau perspektif yang sama.
5. Perkuat Suara Karyawan Lain
Berikan dukungan kepada karyawan wanita dan kelompok yang kurang diuntungkan lainnya di tempat kerja, dengan aktif mendengarkan pendapat dan perspektif mereka, serta dukung suara mereka apabila diperlukan.