Makanan Basi Menyababkan Keracunan Apabila Kita Konsumsi

Makanan Basi Menyababkan Keracunan Apabila Kita Konsumsi

Makanan Basi Menyababkan Keracunan Apabila Kita Konsumsi dan cara mengatasinya. Keracunan makanan basi bisa berbahaya bagi kesehatan, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasinya.

Makanan basi adalah makanan yang mengalami perubahan kondisi sehingga terjadi penurunan kualitas dan kelayakan untuk dikonsumsi. Hal ini terjadi karena makanan disimpan dalam suhu yang memungkinkan bakteri untuk berkembang dan merusak makanan.

Lantas, apakah makanan basi berbahaya?
Pada umumnya, orang enggan mengonsumsi makanan basi karena kondisinya yang tidak menggugah selera dan dikhawatirkan berbahaya bagi kesehatan. Namun, sebetulnya makanan basi tidak selalu berbahaya bagi semua orang.

Pasalnya, jenis mikroorganisme penyebab makanan basi tidak membahayakan kesehatan. Bakteri pembusuk dapat menyebabkan buah dan sayur menjadi lembek atau berlendir, tapi umumnya tidak membuat orang sakit.

Meski demikian, kemungkinan makanan basi menyababkan keracunan tetap ada, terutama yang disebabkan oleh bakteri merugikan penyebab penyakit (patogen). Selain bakteri, keracunan makanan juga dapat disebabkan oleh parasit dan virus.

Orang dengan kondisi tertentu juga lebih rentan mengalami makanan basi menyababkan keracunan, di antaranya:

  • Orang yang memiliki sistem imun yang lemah
  • Ibu hamil
  • Lansia
  • Anak-anak
  • Penderita penyakit kronis

Tanda makanan basi
Makanan basi mengalami sejumlah perubahan dari segi tampilan, warna, tekstur, dan aroma. Perubahan ini terjadi akibat bakteri atau patogen lain yang merusak makanan.

Bakteri Salmonella adalah penyebab keracunan makanan yang paling umum terjadi hingga menyebabkan rawat inap hingga kematian. Beberapa patogen lain penyebab keracunan makanan basi antara lain E. coli, Listeria, Norovirus, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Campylobacter, dan Trichinella spiralis.

Berikut ini tanda-tanda makanan basi yang perlu Anda waspadai:

  • Mengalami perubahan warna
  • Muncul lapisan lendir pada makanan
  • Menimbulkan bau atau aroma tidak sedap
  • Tekstur makanan mengalami perubahan, seperti lembek atau berlendir
  • Ditumbuhi jamur yang terlihat pada makanan

Gejala keracunan makanan basi
Saat terlanjur makan makanan kedaluwarsa atau makanan yang terkontaminasi patogen, Anda mungkin akan mengalami gejala keracunan makanan.

Gejala ini biasanya mengganggu saluran pencernaan hingga menimbulkan ketidaknyamanan, misalnya saat keracunan susu basi.

Ciri-ciri keracunan makanan basi yang paling umum meliputi:

  • Sakit perut
  • Kram perut
  • Perut kembung
  • Demam
  • Menggigil
  • Lemas
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Mual
  • Muntah.

Untuk kondisi yang parah, keracunan makanan dapat menyebabkan dehidrasi karena banyaknya nutrisi dan cairan yang terbuang.

Selain saluran pencernaan, keracunan makanan basi juga dapat menginfeksi dan menimbulkan dampak buruk pada organ tubuh lain. Gejala yang timbul tergantung pada bagian organ yang terinfeksi.

Cara mencegah keracunan makanan basi
Menerapkan keamanan pangan merupakan cara efektif mencegah keracunan makanan. Berikut ini beberapa praktik keamanan pangan yang perlu Anda perhatikan :

  • Menjaga kebersihan. Ini meliputi sering mencuci tangan, peralatan masak, dan dapur, serta mencuci buah dan sayur dengan air mengalir sebelum dimakan.
  • Menghindari kontaminasi silang. Ini meliputi penggunaan talenan dan pisau terpisah, khususnya untuk daging mentah, makanan laut, dan telur. Hindari mencuci daging atau unggas dengan air mengalir karena berisiko menyebarkan kuman melalui percikan air.
  • Memasak dengan matang. Pastikan makanan matang sebelum dikonsumsi.
  • Perhatikan penyimpanan makanan di lemari es. Pertahankan freezer Anda pada suhu di bawah 4?. Jika ingin mencairkan makanan dari freezer, beri waktu 2 jam di refrigerator dan hindari mencairkan makanan di meja biasa
  • Memilih bahan makanan yang tepat. Hindari keju atau susu mentah yang tidak melalui proses pasteurisasi.
  • Cek tanggal kedaluwarsa. Rutin mengecek tanggal kedaluwarsa makanan dan buang makanan yang sudah terlihat busuk dan berbau tidak sedap.

Cara mengatasi keracunan makanan basi
Saat terlanjur makan makanan kedaluwarsa atau mengalami keracunan makanan, sebaiknya jangan panik. Kasus keracunan makanan umumnya berlangsung selama 1–2 hari dan dapat sembuh sendiri tanpa harus dirawat di rumah sakit.

Cara mengatasi keracunan makanan basi yang paling utama adalah banyak beristirahat dan menjaga asupan cairan tubuh agar tidak dehidrasi.

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI menyarankan pertolongan pertama pada kondisi keracunan sebagai berikut:

  • Kenali gejala keracunan yang timbul beberapa saat setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
  • Beri minum air putih, air kelapa, atau susu putih sebagai penawar racun.
  • Jika merasa mual, segera muntahkan makanan atau minuman.
  • Jika tidak ingin muntah, istirahat hingga kondisi membaik.
  • Jika memungkinkan, usahakan untuk tetap makan. Mulailah dari makanan yang tawar, porsi kecil, ringan, dan bebas lemak, seperti nasi, pisang, atau roti.

Jika Anda juga mengalami muntah dan/atau diare terus-menerus, cara mengobati keracunan makanan basi dapat ditambah dengan mengonsumsi oralit. Khususnya, pada pasien berusia lanjut atau memiliki kondisi kesehatan yang rentan.

Jika kondisi tak kunjung membaik dalam beberapa jam atau menunjukan gejala yang parah, segera hubungi dokter.

Kapan harus ke dokter?
Ada beberapa situasi yang patut diwaspadai dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Segera hubungi rumah sakit jika Anda mengalami kondisi berikut ini saat mengalami keracunan makanan basi:

  • Sedang hamil
  • Berusia lebih dari 60 tahun
  • Pasien masih bayi atau anak kecil
  • Gejala keracunan yang parah, seperti muntah tanpa henti yang menyebabkan tubuh tidak dapat menahan cairan dan makanan apa pun
  • Gejala tidak membaik setelah dua hari
  • Mengalami gejala dehidrasi parah, seperti detak jantung cepat, mata cekung, dan buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali
  • Memiliki gangguan kesehatan kronis, seperti penyakit radang usus (IBD), diabetes, atau gangguan ginjal
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti sedang menjalani pengobatan kanker atau terinfeksi HIV
  • Dokter akan mengevaluasi gejala dan menanyakan riwayat makan Anda sebelumnya. Jika perlu, dokter akan mengambil sampel feses atau melakukan tes darah untuk memeriksa adanya bakteri atau parasit.

Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika keracunan makanan terjadi akibat bakteri. Pada kondisi dehidrasi yang parah, dokter juga akan memberikan cairan infus intravena.