Apa yang Dimaksud dengan Servant Leadership?

Servant leadership atau kepemimpinan pelayan adalah gaya kepemimpinan yang berfokus sepenuhnya pada kebutuhan tim.

Alih-alih hannya memikirkan tujuan perusahaan secara keseluruhan, pemimpin mendedikasikan diri untuk mendukung, mengembangkan, dan memajukan anggota tim.

Istilah ‘kepemimpinan pelayan’ sendiri pertama kali dicetuskan oleh Robert Greenleaf, seorang peneliti abad ke-20 yang merasa skeptis terhadap gaya kepemimpinan tradisional, yang lebih menekankan hubungan otoriter antara atasan dan karyawan.

Meskipun awalnya konsep ini tampak kurang relevan di dunia bisnis, namun pemimpin yang menerapkan servant leadership mampu mengarahkan energi mereka untuk menciptakan karyawan yang terampil, termotivasi, dan produktif.

Dengan demikian, gaya kemimpinan tersebut sangat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan.

Hal ini dibuktikan oleh sebuah data yang menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan servant leadership dapat mencapai kinerja 6% lebih tinggi, memberikan layanan pelanggan 8% lebih baik, dan memiliki tingkat retensi karyawan 50% lebih tinggi.

Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan gaya kepemimpinan pelayan untuk menciptakan budaya kerja yang kuat dengan semangat tinggi dan keterlibatan karyawan yang lebih baik.

Perbedaan Gaya Kepimpinan Tradisional dan Servant Leadership

Untuk lebih memahami bagaimana cara kerja kepemimpinan pelayan, berikut adalah beberapa hal yang membedakannya dengan gaya kepemimpinan tradisional:

Servant Leaders  Pemimpin Tradisional
Berfokus pada kebutuhan tim. Berfokus pada kebutuhan dan tujuan organisasi.
Memastikan tim dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mereka. Memastikan tim mencapai tujuan, target, dan capaian perusahaan.
Mengukur kesuksesan melalui pertumbuhan dan pengembangan. Mengukur kesuksesan hanya dari sesuatu yang dihasilkan.
Menggunakan persuasi untuk membimbing tim mencapai hasil terbaik. Mengandalkan otoritas untuk menuntut anggota tim menyelesaikan tugas.
Memberdayakan tim untuk membuat keputusan melalui konsensus dan demokrasi. Mengambil keputusan untuk tim melalui otoritas dan kontrol.
Berbagi kekuasaan dan kendali untuk mendorong kinerja tim. Menggunakan kekuasaan dan kontrol untuk mendorong kinerja tim.
Menempatkan tim sebagai prioritas utama, serta mendengarkan dan memahami perasaan anggota tim. Fokus pada karier pribadi dan mencapai tujuan tanpa mempedulikan orang lain.
Memahami bahwa pekerjaan bukan hanya tentang diri mereka sendiri. Percaya bahwa kesuksesan pekerjaan semata-mata berpusat pada diri mereka sendiri.

 

Keuntungan Menerapkan Servant Leadership

Ada 7 keuntungan utama saat Anda menerapkan gaya kepemimpinan pelayan, yaitu:

1. Kolaborasi yang Lebih Kuat

Tim dengan pemimpin pelayan secara konsisten akan terlibat dalam interaksi yang lebih baik dan rutin, sehingga peluang kesuksesan turut meningkat.

2. Dinamika Tim yang Lebih Baik

Gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan kebersamaan dan kekuatan tim, serta membuat tim tetap termotivasi meskipun sedang menghadapi tantangan.

3. Kemampuan Tim yang Tinggi

Tim yang menerapkan kepemimpinan pelayan akan belajar dan berkembang bersama-sama sebagai kelompok, bukan individu.

4. Lebih Kreatif

Dengan servant leadership, Anda dapat mendorong tim untuk berinovasi, membantu organisasi untuk berpikir out of the box, serta tampil berbeda dair yang lain.

5. Lebih Gesit

Tim yang diberdayakan dengan baik dapat bereaksi lebih cepat terhadap perubahan dan tetap unggul dari pesaing.

6. Komitmen Karyawan yang Lebih Kuat

Pemimpin pelayan menciptakan kepercayaan dan kesejahteraan, sehingga karyawan akan lebih lama bekerja di perusahaan dan absensi yang lebih sedikit.

7. Fokus pada Pelanggan

Dengan menerapkan kepemimpinan pelayan, tim Anda dapat berpikir lebih jernih dan mampu memberikan solusi dengan baik di waktu yang tepat.

10 Prinsip Servant Leadership

Berikut adalah 10 prinsip kepemimpinan pelayan yang efektif untuk membantu Anda menjadi pemimpin yang lebih baik:

1. Mendengarkan

Dalam prinsip kepemimpinan pelayan, pemimpin yang baik tidak hanya bisa berbicara, tetapi juga mendengarkan apa yang diucapkan oleh anggota tim. Dalam hal ini, Anda perlu memberikan kesempatan yang cukup kepada semua anggota tim untuk berbicara.

Setelah itu, Anda dapat memberikan tanggapan berupa feedback yang membangun. Dengan mengumpulkan pendapat dari semua anggota tim, Anda pun dapat memahami peluang pertumbuhan perusahaan.

2. Empati

Selanjutnya, Anda juga harus peduli terhadap tim secara pribadi. Di sini, Anda perlu memahami bahwa ketika anggota tim merasa bahagia dan puas dalam kehidupan pribadi mereka, hal tersebut juga dapat memberikan kontribusi dan kesuksesan dalam kehidupan profesional mereka.

Kemudian, hargai pandangan orang lain dan berpikirlah dengan pikiran terbuka saat menghadapi situasi tertentu. Tunjukkan bahwa Anda memproritaskan kebahagiaan anggota tim dan bantulah mereka dalam menghadapi masalah apabila memungkinkan.

3. Penyelesaian

Saat menerapkan konsep kepemimpinan pelayan, Anda harus memahami pentingnya menyelesaikan masalah sebelum melanjutkan ke tujuan dan proyek baru.

Misalnya, tim Anda mungkin mengalami kemunduran pada kuartal lalu karena terdapat perbedaan dalam tim. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan kuartal saat ini, tim harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah tersebut.

4. Kesadaran Diri

Kesadaran diri atau self awareness merupakan kemampuan untuk melihat diri Anda sendiri, merenungkan emosi dan perilaku, serta mempertimbangkan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi orang-orang di sekitar.

Melalui kesadaran diri ini, sebagai pemimpin, Anda dapat menyadari kekuatan dan kelemahan individu dalam tim guna membantu mereka untuk terus tumbuh dan belajar.

5. Persuasif

Pemimpin pelayan yang efektif akan membimbing dan meyakin anggota tim. Jika pemimpin dengan gaya tradisional memberitahu anggota tim apa yang harus dilakukan, pemimpin pelayan akan memberitahu tim mengapa hal tersebut perlu dan baik untuk dilakukan.

Hal ini dapat membantu meyakinkan tim secara keseluruhan, sehingga turut membangun konsensus.

6. Konseptualisasi

Selanjutnya, Anda harus bisa berpikir jauh ke depan dan melanjelaskan tujuan yang lebih besar kepada tim. Hal ini dapat membantu peran mereka masing-masing dan tetap termotivasi, serta fokus pada tujuan jangka panjang perusahaan.

7. Memprediksi Masa Depan

Pemimpin pelayanan yang baik, mampu memahami pentingnya belajar dari kesalahan dan keberhasilan di masa lalu, dengan menggunakan evaluasi tersebut untuk mengambil keputusan saat ini.

Anda akan mengidentifikasi apa yang sedang terjadi sekarang dan memahami konsekuensi dari keputusan yang diambil.

8. Bertanggung Jawab untuk Melayani

Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, Anda perlu memiliki stewardship atau kemampuan pemimpin dalam mengambil tanggung jawab. Selain itu, Anda juga perlu memegang teguh kepercayaan yang telah diberikan oleh tim.

9. Berkomitmen pada Pertumbuhan

Dengan servant leadership, pemimpin dapat memotivasi tim dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk terus bertumbuh dan berkembang secara profesional.

Kemudian, Anda juga bisa mencari tahu apa tujuan pribadi dari masing-masing karyawan dan memberikan proyek atau tanggung jawab lebih untuk membantu mereka dalam mencapai tujuan tersebut.

10. Membangun Komunitas

Membangun komunitas artinya Anda perlu mendorong kolaborasi dan keterlibatan di dalam perusahaan. Hargai pendapat semua orang dan libatkan mereka untuk berbagi pendapat, serta berkontribusi secara aktif.

Risiko Utama dari Servant Leadership

Berikut adalah beberapa risiko utama yang dapat terjadi saat menerapkan gaya kepemimpinan pelayan:

  1. Sulit untuk benar-benar menguasai kepemimpinan pelayan dalam lingkungan kerja yang tradisional. Jika Anda ingin mengubah cara kepemimpinan Anda, pastikan semua orang yang terlibat dalam bisnis juga mendukung perubahan ini.
  2. Tidak semua anggota tim menyukai gaya kepemimpinan pelayan, dan dalam beberapa kasus, hal ini bisa membuat mereka kehilangan semangat. Saat hal ini terjadi, produktivitas tim dapat menurun, jadi perhatikan metrik produktivitas dengan baik.
  3. Servant leadership mengurangi wewenang Anda sebagai manajer dan pemimpin. Jika Anda merasa nyaman dengan hal ini, maka pendekatan ini mungkin cocok untuk Anda. Tetapi, jika proyek Anda memerlukan wewenang yang kuat, maka gaya kepemimpinan pelayan mungkin bukan pilihan terbaik.
  4. Gaya kepemimpinan pelayan memerlukan tingkat kesadaran situasional dan emosional yang tinggi. Ini adalah keterampilan yang tidak mudah bagi beberapa orang. Jika Anda lebih suka memiliki struktur dan otoritas yang jelas, maka kepemimpinan pelayan mungkin tidak sesuai untuk Anda.

Contoh Penerapan Servant Leadership di Tempat Kerja

Berikut adalah beberapa contoh penerapan gaya kepemimpinan pelayan:

Menjadi Contoh yang Baik

Seorang supervisor tim penjualan menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin pelayan dengan selalu bersedia melakukan pekerjaan yang sama dengan yang diminta oleh anggota timnya.

Saat timnya tertinggal dalam mencapai target penjualan, supervisor tersebut turut berkontribusi dengan melakukan penjualan bersama-sama dan membantu tim untuk mencapai target penjualan.

Mendorong Kolaborasi

Pemimpin dari perusahaan call center mendorong para customer service untuk mengemukakan pendapat mereka tentang bagaimana perusahaan dapat meningkatkan layanan pelanggan dengan mengadakan sesi kelompok kecil secara berkala.

Selama sesi-sesi tersebut, para karyawan diminta untuk berbagi pendapat tentang bagaimana perusahaan dapat meningkatkan pengalaman pelanggan, memudahkan pekerjaan karyawan, dan apa yang bisa dilakukan oleh tim manajemen untuk meningkatkan kepemimpinan.

Peduli Terhadap Tim secara Pribadi

Sebuah kantor medis ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli pada pasien mereka, tetapi juga kesehatan dan kesejahteraan karyawan mereka.

Untuk mewujudkannya, perusahaan tersebut menerapkan program kesejahteraan karyawan untuk mendorong kebiasaan sehat dengan memberikan rewards kepada karyawan yang melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan atau mencapai tujuan kesehatan pribadi tertentu.