Apa Itu Digital Advertising dan Bagaimana Caranya

Dalam era digital, orang menghabiskan lebih banyak waktu online dan lebih sedikit waktu membaca media tradisional. Dengan digital advertising, advertiser dapat meningkatkan eksposur merek mereka dan menjangkau audiens yang lebih luas di platform yang mereka gunakan sehari-hari.

Tak heran Digital Advertising adalah hal yang banyak dipelajari banyak orang. Jika kamu salah satunya, mari simak penjelasan lebih lengkap mengenai bidang Digital Advertising di bawah ini.

Digital Advertising Adalah

Digital advertising adalah praktik mempromosikan produk atau layanan menggunakan media digital, seperti website, platform media sosial, aplikasi mobile, atau email.

Iklan digital dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk iklan banner, iklan video, iklan PPC (pay-per-click), iklan pop-up, dan lain-lain. Target Digital Advertising adalah tidak terbatas, dalam artian bisa di targetkan berdasarkan faktor seperti lokasi, minat, perilaku, dan demografi.

Keuntungan dari Digital Advertising adalah dapat diukur dengan mudah, dan memungkinkan pengiklan untuk melacak efektivitas kampanye mereka dalam waktu nyata. Iklan digital juga dapat disesuaikan dengan anggaran yang berbeda, sehingga memungkinkan pengiklan dengan anggaran kecil untuk mengiklankan produk atau layanan mereka secara efektif.

Namun, seperti halnya dengan iklan tradisional, Digital Advertising adalah hal yang dapat mengganggu pengalaman pengguna dan dianggap sebagai spam oleh beberapa orang.

Oleh karena itu, perusahaan dan pengiklan harus mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana mereka mengimplementasikan strategi iklan digital untuk memastikan bahwa mereka mencapai tujuan tanpa mengganggu pengalaman pengguna yang positif.

Perbedaan Digital Advertising dan Tradisional

Digital Advertising adalah jenis iklan yang menggunakan platform digital, seperti website, media sosial, mesin pencari, atau aplikasi seluler untuk menjangkau audiens. Sementara itu, Advertising Tradisional mengacu pada iklan yang dipasang pada media konvensional, seperti televisi, radio, koran, majalah, atau billboard.

Perbedaan utama antara Advertising Tradisional dan Digital Advertising adalah dalam cara iklan tersebut disampaikan dan diukur efektivitasnya. Digital Advertising memungkinkan pelaku bisnis untuk menargetkan audiens yang sangat spesifik dengan menggunakan data dan algoritma yang canggih. Iklan digital juga dapat diukur dengan akurasi yang tinggi, sehingga pelaku bisnis dapat mengetahui seberapa efektif kampanye iklan mereka.

Di sisi lain, Advertising Tradisional umumnya lebih mahal daripada digital advertising dan memiliki jangkauan yang lebih luas, tetapi tidak seakurat dalam mengukur efektivitas kampanye iklan.

Advertising Tradisional juga dapat terbatas oleh faktor geografis atau demografis, sehingga mungkin tidak cocok untuk pelaku bisnis yang ingin menjangkau audiens tertentu.

Jenis-jenis Digital Advertising

Berikut beberapa jenis Digital Advertising adalah:

  1. Search Advertising: Iklan yang ditampilkan di hasil pencarian mesin pencari seperti Google atau Bing, biasanya dalam bentuk teks atau gambar.
  2. Display Advertising: Iklan yang ditampilkan di situs web atau aplikasi, seringkali dalam bentuk banner atau video.
  3. Social Media Advertising: Iklan yang ditampilkan di platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn.
  4. Video Advertising: Iklan yang ditampilkan dalam video di situs web atau platform seperti YouTube, Vimeo, atau DailyMotion.
  5. Native Advertising: Iklan yang terintegrasi dengan konten yang ada di situs web atau aplikasi, sehingga terlihat seperti bagian dari konten asli.

Contoh/Macam Digital Advertising

Agar lebih memahami, kamu harus tahu contoh atau macam Digital Advertising adalah

  1. Iklan display: Iklan yang ditampilkan di halaman web atau aplikasi.
  2. Iklan video: Iklan yang ditampilkan sebagai video pada situs web atau platform streaming video seperti YouTube.
  3. Iklan sosial media: Iklan yang ditampilkan di platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, dan lainnya.
  4. Iklan mesin pencari: Iklan yang muncul di halaman hasil pencarian mesin pencari seperti Google dan Bing.
  5. Iklan in-app: Iklan yang muncul di dalam aplikasi seluler atau permainan.
  6. Iklan native: Iklan yang terlihat seperti bagian dari konten organik situs web atau aplikasi.
  7. Iklan programmatic: Iklan yang dibeli dan dijual secara otomatis melalui platform programmatic.
  8. Iklan retargeting: Iklan yang ditargetkan kepada pengguna yang sebelumnya telah mengunjungi situs web atau aplikasi.
  9. Iklan email: Iklan yang dikirimkan melalui email.
  10. Iklan influencer: Iklan yang bekerja sama dengan influencer atau public figure untuk mempromosikan produk atau layanan.