Peraturan Dirjen Pajak Nomor 31/PJ/2009 menerangkan bahwa karyawan tetap merupakan pegawai yang mendapatkan penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, dan terus menerus ikut serta mengelola perusahaan secara langsung.
Sedangkan karyawan tidak tetap yaitu pegawai yang mendapatkan penghasilan hanya apabila pegawai tersebut bekerja berdasarkan jumlah hari ia bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan atau penyelesaian suatu pekerjaan yang sifatnya sementara. Karyawan tidak tetap dapat digaji secara bulanan atau harian.
Perbedaan keduanya tidak hanya dari penerimaan penghasilan, tetapi juga dari metode perhitungan gajinya. Simak contoh kasus berikut untuk mengetahui perbedaan perhitungan gaji karyawan tetap dan karyawan tidak tetap atau lepas:
Cara Menghitung Gaji Karyawan Tetap Bulanan di Perusahaan Swasta
- Karyawan A
- Sudah menikah
- Tanggungan: anak 1
- Status pegawai tetap
- Upah bulanan Rp 8.000.000
Dengan contoh data di atas, berikut cara menghitung gaji bersih / pokok nya:
Gaji Sebulan | Rp 8.000.000 | |
Pengurangan dari Biaya Jabatan | 5% x Rp 8.000.000 | (-) Rp 400.000 |
Gaji Neto Sebulan | Rp 7.600.000 | |
– | – | – |
Gaji Neto Setahun | 12 x Rp 7.600.000 | Rp 91.200.000 |
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) | (-) Rp 63.000.000 (*) | |
Penghasilan Kena Pajak (PKP) | Rp 28.200.000 | |
– | – | – |
PPh 21 Terutang | 5% x Rp 28.200.000 | Rp 1.410.000 |
PPh 21 per Bulan | Rp 1.410.000 / 12 | Rp 117.500 |
Gaji yang Harus Dibayar | Rp 8.000.000 – Rp 117.500 | Rp 7.882.500 |
*Nilai PTKP sudah ditetapkan oleh pemerintah, jika Anda belum tahu
Cara Menghitung Gaji Karyawan Tidak Tetap Bulanan di Perusahaan Swasta
Cara menghitung gaji pokok karyawan tidak tetap lebih mudah karena tidak ada potongan biaya jabatan, berikut contoh nya:
- Karyawan B
- Belum menikah
- Status karyawan tidak tetap
- Upah bulanan Rp 5.000.000
Upah Setahun | Rp 4.700.000 x 12 | Rp 56.400.000 |
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) | (-) Rp 54.000.000 | |
Penghasilan Kena Pajak (PKP) | Rp 2.400.000 | |
– | ||
PPh 21 per tahun | 5% x Rp 2.400.000 | Rp 120.000 |
PPh 21 per bulan | Rp 120.000 / 12 | Rp 10.000 |
Gaji yang Harus Dibayar | Rp 4.700.000 – Rp 10.000 | Rp 4.690.000 |
*Gaji dibawah 4,5jt tidak dikenakan pajak
Cara Menghitung Gaji Karyawan Tidak Tetap Harian
Dengan alasan tertentu ada perusahaan yang membayar upah pegawai nya secara harian, khusus untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berbeda dalam perhitungan gaji yang dibayar per hari.
Sebelum Anda menghitung gaji karyawan, perhatikan dahulu 4 kondisi perhitungan PPh di bawah ini:
Penghasilan Sehari | Penghasilan Kumulatif Sebulan | PPh Terutang |
< Rp 450.000 | < Rp 4.500.000 | Tidak ada pemotongan PPh 21 |
> Rp 450.000 | < Rp 4.500.000 | 5% x (Upah-Rp 450.000) |
> Rp 450.000 atau < Rp 450.000 |
> Rp 4.500.000 | 5% x (Upah-PTKP/360) |
> Rp 450.000 atau < Rp 450.000 |
> Rp 10.200.000 | Tarif Pasal 17 x PKP disetahunkan |
Karyawan C dibayar secara harian untuk 26 hari kerja, berikut contoh kasus perhitungan nya:
Pada hari ke-1 hingga ke-22 berlaku kondisi pertama, sehingga upah Karyawan C tidak dipotong pajak. Total penghasilan sebulan = Rp. 5.200.000
Penghasilan Sehari | Rp 5.200.000/26 | Rp 200.000 |
Penghasilan 22 hari | Rp 200.000 x 22 | Rp.4.400.000 |
PKP | – | |
PPh 21 Terutang | – | |
Upah yang Diterima per Hari | Rp 200.000 |
Pada hari ke-23 berlaku kondisi ketiga dengan pemotongan PTKP yang sebenarnya sebanyak jumlah hari kerja karena total penghasilan karyawan C telah melebihi batas Rp 4.500.000
Penghasilan Sehari | Rp 5.200.000/26 | Rp 200.000 |
Total Penghasilan | Rp 200.000 x 23 | Rp 4.600.000 |
PTKP yang Sebenarnya | Rp 54.000.000/360 x 23 | (-) Rp 3.450.000 |
PKP Hingga Hari ke-23 | Rp 1.150.000 | |
PPh 21 | 5% x Rp 1.150.000 | Rp 57.500 |
Upah yang Diterima Hari ke-23 | Rp 200.000 – 57.500 | Rp 142.500 |
Pada hari ke-24 juga berlaku kondisi ketiga
Penghasilan Sehari | Rp 5.200.000/26 | Rp 200.000 |
Penghasilan Kumulatif | Rp 200.000 x 24 | Rp 4.800.000 |
PTKP yang Sebenarnya | Rp 54.000.000/360 x 24 | (-) Rp 3.600.000 |
PKP Hingga Hari ke-24 | Rp 1.200.000 | |
PPh 21 Terutang | 5% x Rp 1.200.000 | Rp 60.000 |
PPh 21 yang Telah Dibayar Hingga Hari ke-23 | (-) Rp 57.500 | |
PPh 21 | Rp 2.500 | |
Upah yang Diterima Hari ke-24 | Rp 200.000 – 2.500 | Rp 197.500 |
Penghasilan Sehari | Rp 5.200.000/26 | Rp 200.000 |
Penghasilan Kumulatif | Rp 200.000 x 25 | Rp 5.000.000 |
PTKP yang Sebenarnya | Rp 54.000.000/360 x 25 | (-) Rp 3.750.000 |
PKP Hingga Hari ke-25 | Rp 1.250.000 | |
PPh 21 Terutang | 5% x Rp 1.250.000 | Rp 62.500 |
PPh 21 yang Telah Dibayar Hingga Hari ke-24 | (-) Rp 60.000 | |
PPh 21 | Rp 2.500 | |
Upah yang Diterima Hari ke-25 | Rp 200.000 – 2.500 | Rp 197.500 |
Penghasilan Sehari | Rp 5.200.000/26 | Rp 200.000 |
Penghasilan Kumulatif | Rp 200.000 x 26 | Rp 5.200.000 |
PTKP yang Sebenarnya | Rp 54.000.000/360 x 26 | (-) Rp 3.900.000 |
PKP Hingga Hari ke-26 | Rp 1.300.000 | |
PPh 21 Terutang | 5% x Rp 1.300.000 | Rp 65.000 |
PPh 21 yang Telah Dibayar Hingga Hari ke-25 | (-) Rp 62.000 | |
PPh 21 | Rp 2.500 | |
Upah yang Diterima Hari ke-26 | Rp 200.000 – 2.500 | Rp 197.500 |