Indisipliner karyawan adalah penyimpangan atau pengabaian terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dapat merugikan perusahaan, misalnya merusak reputasi atau menimbulkan ketidakstabilan di antara para karyawan.
Indisipliner atau ketidakdisiplinan dapat terjadi karena berbagai alasan, beberapa di antaranya bisa bersifat pribadi, namun tidak sedikit yang juga berkaitan dengan faktor-faktor sosial ekonomi di tempat kerja.
Di beberapa perusahaan, insipliner terjadi sebagai hasil dari manajemen yang buruk, perlakuan yang tidak baik, atau upah yang rendah.
Apa Saja Jenis Indisipliner Karyawan?
Secara umum, ada dua jenis tindakan indisipliner yang kerap ditemui di tempat kerja, yaitu indisipliner langsung dan tidak langsung. Berikut penjelasannya.
Indisipliner Karyawan secara Langsung
Ketidakdisiplinan karyawan di tempat kerja bisa terjadi secara langsung dan terlihat jelas, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi para manajer dan rekan kerja, akibat karyawan yang terkadang bersifat konfrontatif atau agresif.
Saat melakukan indisipliner langsung, karyawan dapat membuat komentar keras yang merendahkan atasan, atau terlambat bekerja selama setengah jam dengan santai.
Contoh lainnya, tidak datang bekerja tanpa izin, menggunakan bahasa yang tidak pantas, berperilaku tidak profesional dengan pelanggan, atau secara terang-terangan menolak perintah dari perusahaan.
Perilaku-perilaku di atas dikhawatirkan akan berdampak buruk pada karyawan lain, seperti menciptakan lingkungan kerja yang kurang sehat.
Indisipliner Karyawan secara Tidak Langsung
Meskipun tidak langsung dan kurang terlihat, namun tindakan ini akan tetap memberikan dampak. Contoh indispliner tidak langsung, misalnya bekerja dengan lambar untuk mengindari tugas-tugas baru, mengejek karyawan lain, dan sebagainiya.
Jenis tindakan ini dinilai rumit karena lebih sulit untuk diidentifikasi, dan para manajer mungkin ragu untuk ikut campur tangan terhadap masalah yang tampaknya sepele. Namun, masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
Apa Saja Aspek-Aspek Indisipliner Karyawan?
Dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior, Robbins menyebutkan bahwa terdapat tiga aspek ketidakdisiplinan yang dilakukan karyawan, yaitu:
1. Disiplin Waktu
Aspek disiplin waktu berhubungan dengan pengelolaan waktu kerja, yang mencakup absensi, ketepatan waktu, dan kehadiran sesuai jam kerja yang telah ditetapkan.
2. Disiplin Peraturan
Aspek ini melibatkan kepatuhan terhadap aturan-aturan yang berlaku di tempat kerja, seperti aturan keselamatan, aturan berpakaian, dan berbagai aturan lain yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Disiplin Tanggung Jawab
Disiplin tanggung jawab artinya karyawan menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan dan posisi mereka. Selain itu, mereka juga harus bertanggung jawab terhadap aset atau barang milik perusahaan yang diberikan kepada mereka.
Apa Saja yang Menyebabkan Tindakan Indisipliner Karyawan?
Ada beberapa penyebab umum yang dapat menyebabkan tindakan ketidaksiplinan oleh karyawan, yaitu:
1. Kepemimpinan yang Kurang Baik
Untuk menciptakan perilaku patuh, karyawan harus diberi semangat dan dorongan. Hal ini bisa dilakukan dengan baik oleh para pemimpin, baik itu manajer atau pemimpin perusahaan.
Sebaliknya, kepemimpinan yang tidak efektif menyebabkan tindakan indisipliner karena mereka gagal memotivasi dan mengontrol perilaku karaywan. Mereka tidak bisa mengajak karyawannya bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengawasan yang Kurang Baik
Tanpa adanya pengawasan yang tepat dan efektif dapat mendorong perilaku indispliner. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pengawasan yang bisa mengendalikan perilaku para karyawan untuk mengikuti aturan.
3. Pelanggaran Hak-Hak Karyawan
Sebagai SDM, karyawan memiliki hak-hak tertentu yang seharusnya tidak dilanggar dalam keadaan apapun. Misalnya, memperlakukan mereka dengan hormat, diperbolehkan untuk mengungkapkan pendapat, hak untuk berkontribusi, hak atas keadilan, hak atas keamanan kerja, dan sebagainya.
Apabila hak-hak di atas tidak dipenuhi, maka mereka akan merasa tidak puas yang juga mendorong perilaku ketidakdisiplinan.
4. Pelanggaran Kewajiban Perusahaan
Perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai pemberi kerja juga akan mendorong perilaku indisipliner karyawan.
Perusahaan memiliki kewajiban tertentu yang harus dipenuhi, seperti memastikan keamanan di tempat kerja, perlengkapan yang cukup, pembayaran gaji yang memadai, dan sebagainya.
5. Kurangnya Komunikasi
Perusahaan wajib menyediakan komunikasi dua arah yang efektif, terutama komunikasi ke atas. Atasan harus mendengarkan perasaan dan pendapat staf dari berbagai tingkat. Kurangnya saluran komunikasi ini dapat menjadi penyebab ketidakdisiplinan karyawan.
6. Penetapan Aturan yang Kurang Tepat
Aturan yang tidak praktis dan tidak dapat diikuti dapat menyebabkan terjadinya indisipliner. Selain itu, tidak adanya kode etik dan pedoman yang tepat juga bisa menimbulkan masalah.
7. Kondisi Kerja yang Buruk
Kondisi kerja yang buruk dan tidak dapat ditoleransi mendorong terjadinya ketidakdisiplinan di antara karyawan perusahaan.
8. Diskriminasi
Diskriminasi berdasarkan agama, kasta, jenis kelamin juga menyebabkan tindakan indisipliner karyawan.
Bagaimana Tahapan dalam Tindakan Indisipliner Karyawan?
Tindakan indisipliner karyawan memiliki tiga tahapan, yaitu:
1. Pelanggaran Aturan Ringan
Pelanggaran ini merupakan tindakan yang tidak terlalu merugikan dan mungkin terjadi pada setiap karyawan. Sebab, biasanya berkaitan dengan kelalaian atau tidak disengaja.
Dalam menghadapi preilaku seperti ini, manajer hanya perlu memberikan peringatan secara lisan.
2. Pelanggaran Aturan Besar
Tindakan ini meliputi peraturan yang lebih serius dan merugikan perusahaan, yang juga mempengaruhi semangat karyawan lain. Misalnya, karyawan melakukan tindakan pencurian, mengabaikan perintah atasan, berbohong, menipu, kinerja yang buruk, dan sebagainya.
3. Pelanggaran Serius
Semua tindakan yang melanggar hukum masuk ke dalam kategori ini, seperti penyalahgunaan narkoba, perkelahian, perundungan, pelecehan, dan berbagai kejahatan berat lainnya.
Contoh Tindakan Indispliner Karyawan
Berikut adalah beberapa contoh yang menunjukkan tindakan dari ketidakdisiplinan karyawan:
1. Keterlambatan yang Berulang
Karyawan yang sering terlambat tanpa alasan yang jelas atau pemberitahuan sebelumnya kepada atasan, dapat merusak kedisiplinan di tempat kerja. Hal ini akan mengganggu jadwal kerja tim dan mengganggu produktivitas.
Karyawan seharusnya menghormati jadwal masuk yang telah ditetapkan peruahaan untuk mencapai kelancaran operasional.
2. Absen Tanpa Izin
Saat seorang karyawan tidak masuk kerja tanpa memberikan alasan resmi atau pemberitahuan kepada atasan, hal ini bisa mempengaruhi rencana kerja tim dan menganggu kegiatan operasional perusahaan.
Absen tanpa izin juga menunjukkan kurangnya tanggung jawab terhadap tugas-tugas dan kewajiban karyawan.
3. Menghindari Tanggung Jawab
Saat seorang karyawan menghindari tugas atau tanggung jawabnya, hal ini akan mempengaruhi kerja sama tim dan menghambat kelancaran proyek. Menghindari tanggung jawab juga memperlihatkan bahwa karyawan tidak berkomitmen terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
4. Pekerjaan yang Kurang Berkualitas
Saat seorang karyawan tidak berhasil mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan, hal ini akan berdampak pada reputasi perusahaan dan kepuasan pelanggan.
Selain itu, tindakan indisipliner ini juga dapat menganggu alur kerja tim dan memicu perbaikan yang sebenarnya tidak dibutuhkan, apabila pekerjaan tersebut dilakukan dengan baik sejak awal.
5. Kesalahan yang Berulang
Karyawan yang terus-menerus melakukan kesaalahan yang sama, menunjukkan kurangnya perhatian terhadap pelatihan atau arahan yang sudah diberikan sebelunya.
Hal ini akan membuang-buang waktu dan sumber daya untuk memperbaiki atau mengoreksi kesalahan yang seharusnya dapat dihindari.
6. Pemakaian Peralatan dan Sumber Daya Perusahaan Secara Berlebihan
Karyawan yang menggunakan peralatan atau sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, akan menghambat efisiensi operasional dan menghabiskan sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas.
7. Pelecehan atau Sikap Tidak Pantas
Sikap tidak pantas, seperti berkometar merendahkan atau lelucon yang keterlaluan, dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.
Hal ini dapat mempengaruhi semangat kerja para karyawan, menciptakan konflik interpersonal, dan bahkan berpotensi menyebabkan tuntutan hukum jika tidak ditangani dengan serius.
Apakah Tindakan Indispliner Karyawan dapat Dicegah?
Ya, perilaku tidak disiplin karyawan tentu bisa dicegah, yaitu dengan menumbuhkan rasa disiplin pada diri karyawan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Menjadi Pemimpin yang Baik
Apabila saat ini Anda menduduki posisi seperti pemimpin, manajer, profesional HR, ataupun yang lainnya, maka Anda perlu bertindak sebagai seorang pemimpin. Sebab, banyak manajer yang tidak terlalu peduli dengan karyawan dan membiarkan mereka bekerja masing-masing.
Untuk mencegah tindakan indisiplliner, Anda dapat membantu karyawan untuk mencapai potensi penuh mereka dengan memberikan dukungan serta bimbingan yang dibutuhkan.
2. Membangun Tempat Kerja yang Menyenangkan
Pastikan bahwa perusahaan Anda adalah tempat yang diinginkan bagi karyawan untuk bekerja. Kantor seharusnya bukan tempat yang dibenci karyawan untuk didatangi setiap hari. Sebaliknya, ciptakan lingkungan kerja yang membuat karyawan bersemangat.
Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit fasilitas yang akan mempermudah pekerjaan mereka.
3. Hormati Kesenjangan Generasi
Jika terdapat karyawan muda, maka perlakukanlah denganc cara yang sesuai dengan mereka. Anda perlu memahami perbedaan usia dan kerpibadian sebelum berbicara dengan berbagai jenis karyawan.
Beberapa karyawan mungkin akan merespons dengan baik pendekatan yang lembut dan penuh semangat, namun beberapa karyawan lain mungkin membutuhkan pendekatan yag lebih tegas.
4. Buat Pedoman yang Jelas
Pastikan karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan memahami tanggung jawab untuk mengikuti aturan. Apabila aturan tidak jelas, maka karyawan juga akan sulit untuk mematuhinya.
Buatlah beberapa aturan penting yang bisa diterapkan di tempat kerja. Buatlah aturan yang wajar dan tidak terlalu banyak, agar karyawan tidak merasa tertekan.
5. Ambil Tindakan Perbaikan
Setiap peraturan membutuhkan aturan terkait konsekuensi apabila terjadi pelanggaran. Tanpa adanya konsekuensi, peraturan pun menjadi tidak berguna. Melalui hal ini, karyawan akan berpikir lebih dari sekali sebelum melakukan pelanggaran di tempat kerja.
6. Berikan Ruang bagi Karyawan untuk Bekerja
Pengawasan merupakan hal yang penting. Namun, jika dilakukan secara berlebihan hal tersebut akan membuat karyawan merasa tertekan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memberikan ruang bagi karyawan dalam mengerjakan tugasnya.
7. Komunikasi Rutin dengan Karyawan
Tanpa berbicara terbuka kepada karyawan, maka Anda tidak bisa menjaga kedisiplinan di tempat kerja. Selain itu, Anda juga harus menumbuhkan rasa nyaman karyawan agar bisa berbicara kepada Anda saat terjadi suatu masalah.
Komunikasi internal merupakan kunci dalam sebuah perusahaan, maka pastikan melakukan komunikasi dua arah antara Anda dan karyawan.