Sebelum membahas lebih detail tentang agile HR, Anda perlu memahami apa itu metodologi agile dan mengetahui bagaimana hal tersebut diterapkan dalam SDM.
Mengutip Atlassian, metode agile adalah pendekatan yang digunakan dalam manajemen proyek dan pengembangan software yang membantu tim memberikan hasil kepada pelanggan dengan lebih cepat dan tanpa banyak masalah.
Alih-alih meluncurkan semua hal dalam satu kesempatan, tim agile melakukan pekerjaan dalam bagian kecil yang dapat digunakan secara langsung.
Oleh karena itu, persyaratan, rencana, dan hasilnya akan dievaluasi secara terus-menerus, yang membuat tim memiliki cara tersendiri untuk menganggapi perubahan dengan cepat.
Metode agile sendiri mulai muncul ketika pengembang software mulai bekerja pada aplikasi internet. Hal ini disebabkan karena kebutuhan yang sangat tinggi akan kemampuan baru. Akibatnya, tim, tools, dan platform berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Hingga saat ini, metode agile digunakan dalam berbagai bidang, seperti pertanian, penelitian, bidang medis, konstruksi, dan juga SDM.
Apa yang Dimaksud dengan Agile HR?
Agile HR merupakan pendekatan baru dalam manajemen SDM yang sedang populer saat ini. Pendekatan ini mengadopsi metodologi agile dalam penerapan fungsi-fungsi SDM.
Dalam konteks SDM, agile berarti mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan. Tujuannya untuk memfasilitasi, mengarahkan, dan meningakatkan kecepatan dan keluwesan fungsi SDM, serta organisasi secara keseluruhan.
Melalui pendekatan tersebut, sebagai HR Anda dapat menyederhanakan cara kerja dengan mengutamakan kerjasama dan komunikasi antar tim dan berbagai fungsi lainnya. Pendekatan ini juga mendorong adanya feedback secara terus-menerus guna memperbaiki proses-proses yang ada.
Dalam praktiknya, agile dalam di bidang SDM membantu mempercepat proses rekrutmen, meningkatkan pengalaman karyawan, dan menjadikan fungsi SDM menjadi lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis.
Kemudian, perlu Anda ketahui bahwa penggunaan agile HR tidak terbatas pada industri software, melainkan konsep ini dapat diterapkan di berbagai bidang, sebab tujuan utamanya adalah meningkatkan kinerja dan ketanggapan fungsi SDM agar sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Dengan mengadopsi metode agile, organisasi dapat mengoptimalkan proses SDM dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat, mulai dari pelanggan, karyawan, hingga manajemen.
Prinsip-Prinsip Agile dalam SDM
Metodologi agile mengubah pola pikir dan cara kerja para profesional SDM, yakni meliputi:
1. Mengutamakan Kolaborasi
Sebagai profesional HR, mungkin Anda pernah bekerja dalam departemen yang terpisah, seperti rekrutmen, administrasi SDM, talent acquisition, HR generalist tanpa adanya upaya kolaborasi. Sementara pendekatan agile mengharuskan tim memiliki beragam keterampilan.
Misalnya, Anda harus dapat bekerja bersama manajer bisnis dan marketing untuk memenuhi kebutuhan manajemen SDM. Melalui kolaborasi ini, Anda pun dapat menemukan solusi yang lebih efektif.
2. Belajar dari Kegagalan
Pendekatan agile memungkinkan proses pengembangan berjalan dengan cepat. Artinya, ketika terdapat kemungkinan terjadi kegagalan, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, kegagalan ini sebenarnya merupakan peluang untuk mengembangkan solusi yang lebih baik.
Dalam pendekatan tradisional SDM, perubahan seringkali ditolak, dan sistem mengharuskan tingkat efektivitas mencapai 100%.
Melalui pendekatan agile, Anda dan tim HR dapat mencoba dan mempelajari metode terbaik melalui prototyping, yatu proses pengembangan suatu protobe secara cepat untuk digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus-menerus sampai memperoleh sistem yang utuh.
3. Responsif
Pendekatan tradisional SDM seringkali mengikuti siklus tahunan dalam proses penggajian, manajemen kinerja, dan manajemen bakat. Namun, pendekatan agile SDM menilai kondisi setiap hari dan mengembagnkan solusi sesuai kebutuhan saat itu.
Hal tersebut memungkinkan Anda dan tim untuk memperoleh informasi dari lingkungan sekitar secara real-time, sehingga membantu Anda untuk mengambil tindakan yang sesuai.
Pentingnya Penerapan Agile HR bagi Perusahaan
Dalam dunia bisnis, kecepatan dan fleksibilitas adalah perbedaan antara tetap bersaing dan menjadi tidak relevan. Keberagaman organisasi menjadi kunci kesuksesan, dan di sini agile SM berperan penting dalam menciptakannya.
Dengan menerapkan pendekatan agile dalam manajemen SDM perusahaan, Anda dan tim HR dapat lebih siap menghadapi perubahan yang cepat dengan terus mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan melakukan perbaikan yang berdampak langsung pada karyawan.
Kemudian, seperti yang Anda ketahui, tim HR sering kali terjebak dalam birokrasi dan proses panjang yang dapat berdampak negatif pada perusahaan, seperti:
- Rendahnya semangat kerja karyawan
- Pengalaman karyawan yang buruk
- Waktu perekrutan yang terlalu lama
- Kurangnya komunikasi antar tim
- Tingkat pergantian karyawan yang tinggi
- Departemen yang kekurangan sumber daya
- Manajemen karyawan yang rumit, bukan berfokus pada pemberdayaan dan dukungan strategis.
Melalui metodologi agile dalam SDM perusahaan, Anda dapat lebih adaptif terhadap perubahan dan dapat menyelesaika masalah-masalah yang telah disebutkan di atas.
Manfaat dari Agile HR
Berikut beberapa manfaat dari pendekatan SDM dengan metode agile:
1. Kerja Tim yang Lebih Baik
Terjadi komunikasi dan kerja sama yang lebih baik antara karyawan dari berbagai bagian organisasi. Selain itu, pendekatan agile SDM juga menekankan transparansi sehingga membangun kepercayaan di antara tim.
2. Feedback Secara Terus-Menerus
Melalui metode ini, Anda akan mendapatkan feedback secara lebih rutin dan konsisten. Hal ini memungkinkan Anda dan tim untuk mengembangkan solusi yang relevan dan efektif.
3. Kemampuan Beradaptasi yang Lebih Baik
Pandemi telah menunjukkan pentingnya kemampuan tim untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi. Metodologi agile memungkinkan tim untuk menguji, belajar, dan mengoptimalkan, sehingga dapat bergerak dengan fleksibilitas jika diperlukan.
4. Pengukuran Hasil yang Lebih Baik
Pendekatan agile lebih menekankan hasil, yang tercermin dalam dashboard dan visualisasi yang ada. Hal ini memungkinkan Anda dan tim untuk menunjukkan hasil konkret terkait waktu, biaya, dan kinerja dari setiap inisiatif yang dilakukan.
Dengan menerapkan pendekatan SDM yang agile, organisasi dapat meningkatkan kerja tim, merespons perubahan dengan lebih baik, dan mencapai hasil yang lebih terukur dalam berbagai inisiatif SDM.
Langkah-Langkah Penerapan Agile HR
Berikut adalah langkah-langkah umum penerapan pendekatan agile dalam SDM. Pilihlah langkah-langkah yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Sebagai contoh, penerapan agile dalam proses onboarding karyawan baru.
1. Tentukan Masalah
Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang akan diperbaiki dalam proses SDM. Anda bisa melakukannya dengan berdiskusi bersama semua pihak yang terlibat.
Contoh: Saat ini, proses onboarding karyawan baru memakan waktu 10 hari. Anda ingin mempersingkatnya menjadi tiga hari.
2. Bentuk Tim dan Definisikan Peran
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya adalah membentuk tim yang dapat menangani masalah tersebut. Tim agile biasanya terdiri dari beberapa anggota dengan keahlian yang berbeda.
Tim tersebut akan menggunakan salah satu pendekatan agile, seperti Scrum, Kanban, atau Lean Startups. Setiap pendekatan memiliki cara pengelolaan proyek yang berbeda.
Contoh: Untuk mempersingkat waktu onboarding, Anda membentuk tim yang terdiri dari HR, rekrutmen, dan anggota IT. Mereka akan bekerja sama untuk mengembangkan solusi dalam penggunaan dashboard.
3. Tetapkan Tujuan
Dalam pendekatan agile, Anda perlu menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap periode. Tujuan ini kemudian dibagi menjadi tugas-tugas yang lebih kecil. Kemudian, tim perlu berkontribusi untuk menyelesaikan dan mengembangkan tugas tersebut.
Contoh: Tujuan Anda adalah mengumpulkan semua dokumen onboarding dalam database elektronik dalam dua minggu.
4. Memulai dengan Sprint Pertama
Sprint adalah periode waktu tertentu di mana tim bekerja untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditetapkan. Setelah sprint selesai, tim melakukan evaluasi hasil kerja.
Contoh: Tim akan bekerja dalam sprint pertama, yang mungkin berlangsung selama dua minggu. Mereka akan mengumpulkan formulir-fomulir onboarding dan memindahkannya ke folder bersama.
5. Terima Feedback
Setelah selesai melakukan sprint, tim akan melakukan evaluasi dan menerima feedback. Feedback ini dapat berasal dari anggota tim atau klien yang menggunakan layanan HR.
Contoh: Setelah menguji proses baru, tim menemukan bahwa masih ada kekurangan, yaitu salah satu karyawan baru lupa menandatangani salah satu formulir.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, tim memutuskan untuk mengirimkan pengingat melalui email.
Anda dapat memilih bagian-bagian dari proses ini sesuai dengan kebutuhan Anda. Tidak ada pendekatan yang tepat untuk semua kondisi, jadi sesuaikan dengan kondisi dan tujuan Anda.
Contoh Penerapan Agile HR
Berikut adalah beberapa contoh praktik agile SDM yang dapat memberikan manfaat positif:
1. Rekrutmen
Pendekatan agile dalam rekrutmen membantu mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk merekrut bakat. Dalam pendekatan tradisional, proses rekrutmen melibatkan banyak tahap dan memakan waktu lama.
Namun, dengan pendekatan agile, Anda dapat memberikan transparansi kepada kandidat, mempercepat pengambilan keputusan, dan menggunakan metode yang inovatif, seperti permainan atau aplikasi, untuk memberikan pengalaman yang lebih menarik kepada kandidat.
2. Onboarding
Onboarding dengan menerapkan metode agile bertujuan untuk memberikan pengalaman onboarding yang lebih dinamis dan relevan bagi karyawan baru. Dalam pendekatan ini, Anda dapat melibatkan karyawan baru dalam proses pengalaman onboarding yang menyenangkan untuk mereka.
Melalui pendekatan yang berbasis sprint, Anda dapat mempercepat pengenalan mereka terhadap organisasi, peran, dan tanggung jawab, sehingga memudahkan mereka untuk beradaptasi dan menjadi produktif.
3. Manajemen Kinerja
Pendekatan agile dalam manajemen kinerja mendorong feedback yang lebih rutin dan teratur. Dibandingkan hanya mengevaluasi kinerja karyawan secara tahunan, pendekatan agile memungkinkan manajer dan karyawan untuk berinteraksi secara terus-menerus, memberikan umpan balik, dan membuat perubahan yang diperlukan.
Hal ini memungkinkan karyawan untuk terus meningkatkan kinerja mereka secara cepat dan efektif.