Infomation ruo-shumen Education

Manfaat Air Susu Ibu (ASI) untuk Bayi dan Ibu

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukan bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2016.

Apakah itu laktasi?

Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu. Pembentukan tersebut selesai ketika mulai menstruasi dengan terbentuk hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sementara itu, hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI selain hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan lain-lain (Roito dkk, 2013).

Hormon apakah yang bertugas memproduksi ASI?

Adalah hormon prolaktin selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau hari ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan saat itu sekresi ASI semakin lancar. Refleks yang sangat penting pada ibu dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran (Let Down Refleks), yang timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi (Roito dkk, 2013).

ASI Ekslusif adalah bayi hanya menerima Air Susu Ibu dan tidak ada cairan atau makanan padat lain selain air, kecuali rehidrasi oral atau tetes/sirup vitamin, mineral, atau obat-obatan.

Menurut UU Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang KESEHATAN, pasal 128 ayat (1) setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu ekslusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.

Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), angka ibu yang pernah menyusui anak Indonesia sudah tinggi, yaitu 90%, namun yang memberikan ASI ekslusif secra ekslusif selama 6 bulan masih rendah sebesar 20%. Pemberian ASI direkomendasikan sampai 2 tahun atau lebih. Alasan ASI tetap diberikan setelah bayi berusia 6 bulan, karena 65% kebutuhan energi seorang bayi umur 6-8 bulan masih terpenuhi dari ASI,  pada umur 9-12 bulan sekitar 50% kebutuhan dari ASI dan umur 1-2 tahun hanya 20?ri ASI.

Kandungan nutrisi apa yang terdapat di ASI?

ASI mengandung seluruh zat gizi untuk 6 bulan pertama kehiduan bayi, lemak, karbohidrat, protein, garam mineral. Zat protektif untu bayi adalah Lacto Avilia Bifidus, Lactoferin, lisozim, complemen C3 dan C4. Antistreptokokus, antibody/immunoglobulin, immunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.

Berdasarkan perjalanan waktu, ASI dibedakan menjadi 3 stadium, yaitu:

1. Kolostrum (ASI hari 1-7)

Kolostrum merupakan susu pertama yang keluar, berbentuk kuning yang diproduksi beberapa jam setelah kelahiran dan berbeda dengan ASI transisi dan ASI matur. Kolostrum mengandung protein tinggi 8,5%, sedikit karbohidrat 3,5 %, lemak 2,5%, garam dan mineral sebanyak 0,4, air 85,1%, serta kolostrum tinggi immonoglobulin A(IgA)

2. ASI masa transisi (ASI hari 7-14)

Merupakan transisi dari kolostrum ke ASI matur, kandungan protein makin menurun namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut air dan volume ASI semakin meningkat dipengaruhi oleh lamanya menyusui.

ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan 5 menit pertama disebut foremilk (kadar lemak ASI rendah (1-2g/dl) dan kadar lemak bisa mencapai 3 kali lebih tinggi pada akhir menyusui hindmilk setelah 15-20menit

Mengapa ASI ekslusif sangat dianjurkan pada usia 6 bulan?

Karena banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI diberikan secara ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi nutrisi tumbuh dan kembang bayi. Komposisi protein ASI lebih banyak whey 60% sehingga mudah dicerna oleh usus bayi dibanding kasein 40% (protein utama susu sapi) (Pollard, 2016). Beberapa asam amino dan nukleotida yang berperan pada perkembangan jaringan otak, saraf dan kematangan usus, penyerapan besi dan daya tahan tubuh berada dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan susu formula.

Manfaat ASI untuk bayi

1. Memberikan efek psikologis yang menguntungkan

2. Mengandung zat protektif

3. Faktor pertumbuhan baik, kenaikan berat badan baik

4. Tidak menyebabkan Obesitas

5.  Mengurangi karies dentis (karang gigi)

6. Mengurangi moloklusi

Manfaat ASI bagi Ibu :

1. Mencegah perdarahan paska melahirkan

2. Menurunkan kejadian anemia

3. Memberikan psikologis yang baik untuk ibu

4. Dapat menjarangkan kehamilan

5. Praktis dapat diberikan dimana saja

Kerugian Air Susu Buatan

1. Pengenceran yang salah

2. Kontaminasi mikroorganisme

3. Menyebabkan alergi

4. Diare kronis

5. Penggunaan jenis susu formula dengan indikasi yang salah

6. Tidak mempunyai manfaat seperti ASI

Siapa yang saja dapat memberikan ASI Ekslusif?

Semua ibu ibu paska melahirkan yang dapat memberikan ASI termasuk ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Terkecuali ibu dengan sakit atau indikasi medis yang harus berkonsultasi dengan dokter.

Adapun cara yang dianjurkan pada ibu meyusui yang bekerja adalah

1. Susuilah sebelum ibu kembali bekerja

2. Susui bayi sebelum ibu berangkat bekerja

3. ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah

4. Pengosongan payudara setiap 3-4jam

5. ASI dapat diperah dibotol atau kantong plastik disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan saat ibu bekerja, dengan cangkir atau sendok.

6. Berikan ASI perah yang paling baru (paling fresh) terlebih dahulu

 

Referensi:

WHO. 2016. Infant and Young Child feeding. https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding

Ambarwati, Fitri Respati & Nasution, Nita (2012). Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu

Pollard, maria. ASI Asuhan Berbasis Bukti. pertama. dkk mario, editor.jakarta; 2016.

https://yankes.kemenkes.go.id ASI ekslusif

IDAI. Air susu ibu dan menyusui. IDAI. 2016:1-28

Perinasia. 2018

Perinasia revisi tahun 2019

IDAI. Mengapa ASI ekslusif sangat dianjurkan pada usia dibawah 6 bulan 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mengapa-asi-ekslusif-sangat-dianjurkan-pada-usia-dibawah6-bulan

https://www.psychologymania.com/2013/08/anatomi-payudara.html

Roito, Jur aida. dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Deteksi Dini Komplikasi. Jakarta : EGC

https://kontemplacity.blogspot.com/2014/02/infografik-penyimpanan-asi-perah-asip.html

Exit mobile version