Talent management metrics atau metrik manajemen bakat adalah sejumlah ukuran angka yang digunakan untuk mengevaluasi seberapa efektif strategi dari program manajemen bakat dalam suatu organisasi.
Metrik-metrik ini digunakan untuk melacak hal-hal penting seperti perekrutan, pelatihan dan pengembangan, manajemen kinerja, keterlibatan karyawan, dan retensi karyawan.
Umumnya, metrik manajemen bakat melibuti waktu yang diperlukan untuk mengisi posisi kosong, mengukur seberapa cepat suatu posisi kosong dapat diisi kembali dengan karyawan baru, dan tingkat karyawan yang meninggalkan perusahaan.
Selain itu, ada metrik lainnya yang kerap digunakan, seperti biaya rekrutmen, mengontrak karyawan baru, dan tingkat keterlibatan karyawan.
Melalui metrik-metrik tersebut, sebagai profesional HR Anda dapat mengevaluasi sejauh mana strategi manajemen bakat perusahaan bisa efektif, serta membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Dengan melacak dan menganalisis metrik-metrik ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data untuk menarik, mempertahankan, dan mengembangkan bakat-bakat terbaik.
Pentingnya Talent Management Metrics
Mengukur Key Performance Indicators (KPI) dalam manajemen bakat sangat penting, sebab dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi seberapa efektif strategi dan program manajemen bakat yang diterapkan.
Hal ini disebabkan karena KPI seperti tingkat turnover kayawan dan retensi dapat secara langsung mempengaruhi keterlibatan dan kepuasan karyawan, membangun budaya perusahaan, serta merupakan bagian penting dari strategi SDM yang sukses.
Sebagai profesional HR, metrik manajemen bakat akan membantu Anda untuk:
- Mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat.
- Mengevaluasi kinerja dan produktivitas karyawan.
- Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
- Melakukan perbandingan, baik dengan perusahaan lain maupun dengan diri sendiri secara internal.
11 Talent Management Metrics Penting
Berikut adalah metrik-metrik yang dapat membantu Anda untuk mengukur keberhasilan strategi manajemen bakat:
1. Tingkat Pergantian Karyawan
Melacak tingkat pergantian atau turnover karyawan artinya melihat berapa banyak orang yang meninggalkan perusahaan. Tingkat turnover yang tinggi menunjukkan banyak karyawan yang keluar dari perusahaan.
Meskipun hal itu bisa saja berupa mobilitas eksternal yang wajar dan sehat, namun tingkat turnover yang terlalu tinggi menandakan adanya masalah, mulai dari keputusan rekrutmen yang buruk, kompensasi yang tidak memadai, serta manajemen dan budaya kerja yang buruk.
Untuk mengetahui tingkat turnover karyawan, Anda dapat menggunakan rumus jumlah karyawan yang keluar dalam periode tertentu dibagi jumlah total karyawan, kamudian kalikan dengan 100.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan analisis lebih dalam dengan melihat karyawan yang keluar secara sukarela dan tidak sukarela, serta fokus pada tingkat pergantian untuk karyawan dengan kinerja tinggi dan rendah.
Tingkat pergantian juga dapat mendukung metrik keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dengan melacak perkembangan kelompok minoritas.
2. Tingkat Promosi Internal
Tingkat promosi atau kenaikan jabatan internal mengukur seberapa banyak orang yang melakukan mobilitas dalam perusahaan, baik melalui promosi internal, transfer, atau perpindahan lateral.
Data LinkedIn melaporkan terjadi peningkatan yang stabil dalam perubahan organisasi secara internal dalam beberapa tahun terakhir. Dengan mengandalkan sumber daya internal, perusahaan dapat mengurangi biaya rekrutmen, mengurangi tingkat turnover karyawan, dan meningkatkan retensi.
Hal ini juga terbukti memberikan dampak positif pada semangat kerja dan produktivitas saat karyawan mengetahui ada jalur karier yang menarik di depan mereka.
Untuk mendapatkan gambaran tentang mobilitas talent di perusahaan, mulailah dengan mencari tahu presentase posisi yang diisi secara internal hingga tingkat promosi internal.
Kemudian, Anda juga bisa membandingkan data keseluruhan, seperti asal departemen karyawan yang melakukan mobilitas, jenis perpindahan yang dilakukan para karyawan, serta alasan yang membuat mereka berpindah peran, apakah karena promosikan atau hanya pindah departemen.
3. Tingkat Retensi Karyawan
Tingkat retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk menjaga karyawan berbakat tetap tinggal di perusahaan. Ketika karyawan tetap bertahan dengan pekerjaan mereka, hal tersebut menandakan keterlibatan karyawan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.
Menghitung tingkat retensi untuk seluruh perusahaan dapat memberikan Anda insight yang bermanfaat, seperti memahami tingkat retensi pada berbagai manajer, lokasi, dan departemen di perusahaan Anda.
Hal tersebut bukan untuk menunjukkan siapa yang memiliki tingkat retensi yang buruk, melainkan Anda dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk membantu para manajer di perusahaan agar dapat mencapai potensi terbaik mereka.
Selain itu, mengetahui tingkat retensi karyawan juga membantu Anda dalam mengidentifikasi masalah potensial yang dapat merugikan seluruh perusahaan ataupun departemen tertentu.
4. Distribusi Karyawan
Metrik ini dapat melacak beberapa hal, seperti apakah rata-rata usia karyawan di perusahaan semakin meningkat dan apakah lebih banyak karyawan yang berada tingkat manajemen atau staf yang baru memulai karier.
Penyebaran karyawan merupakan metrik yang penting untuk dipantau karena mencerminkan tujuan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, serta mengidentifikasi bias tak sadar.
Keberagaman sendiri telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat budaya perusahaan yang positif, serta mengurangi pergantian karyawan.
Terakhir, dengan mengukur metrik ini Anda dapat membantu menciptakan target perekrutan guna menjaga keseimbangan dalam tim.
5. Bakat Potensial Tinggi
Menurut penelitian dari Universitas Rutgers, mengembangkan karyawan yang memiliki potensi tinggi dapat mengurangi tingkat pergantian karyawan sebesar 7%.
Sementara penelitian lain juga menunjukkan bahwa karyawan dengan potensi tinggi dapat meningkatkan kinnerja tim secara keseluruhan sebesar 15%.
Untuk megnidentifikasi karyawan potensial, Anda dapat menggunakan 9 box grid yang juga dikenla sebagai model penilaian 9 kotak. Model manajemen bakat ini dapat digunakan untuk menganalisis dan membandingkan kinerja serta potensi karyawan.
Selain itu, 9 box grid juga dapat membantu mengevaluasi talent mapping, succession management, dan mengidentifikasi masalah kinerja, serta kekurangan bakat.
Dengan mengukur bakat potensial tinggi, Anda dapat memperoleh gambaran tentang leadership pipeline dan efektivitas program pengembangan karyawan.
6. Biaya Perekrutan
Biaya perekrutan adalah salah satu metrik HR yang sudah lama digunakan. Metrik ini dapat mengukur seberapa efektif proses rekrutmen perusahaan yang dapat dijelaskan melalui perbandingan sederhana antara biaya dan manfaat.
Metrik ini memberikan informasi tentang seberapa efisien proses rekrutmen dan dapat digunakan untuk melihat perubahan efektivitasnya dari waktu ke waktu.
Biaya perekrutan sendiri mencantumkan semua biaya internal dan eksternal yang perlu dimasukan dalam metrik ini. Hal ini memungkinkan Anda untuk melacak efektivitas proses rekrutmen dan bisa membandingkannya dengan bisnis lain dalam industri yang sama.
7. Waktu untuk Menyeleksi Karyawan
Waktu untuk menyeleksi karyawan adalah metrik penting yang harus Anda perhatikan dalam strategi manajemen bakat. Metrik ini mengukur seberapa cepat Anda dapat menyeleksi dan merekrut karyawan baru.
Biasanya dikur dalam jumlah hari, yaitu mulai dari pertemuan awal antara kandidat dan perusahaan hingga saat kandidat menerima tawaran pekerjaan.
Melalui metrik ini, Anda dapat menetapkan haragan bagi manajer rekrutmen dan menentukan KPI bagi tim perekrutan. Selain itu, metrik ini juga membantu Anda mengidentifikasi hambatan dalam proses pererkutan dan memberikan insight tentang kondisi pasar tenaga kerja umum.
Perlu diketahui, terlalu lama dalam proses seleksi karyawan memberikan dampak negatif pada binis. Hal ini dapat mempengaruhi waktu dan usaha yang diperlukan kandidat, serta berpotensi menyebabkan kehilangan kandidat potensial yang direbut oleh pesaing.
Oleh karena itu, penting untuk mengoptimalkan proses seleksi karyawan agar berjalan lebih efisien dan responsif.
8. Skor Kepuasan Karyawan
Skor Kepuasan Karyawan atau Net Promoter Score (NPS) adalah faktor penting dalam talent management metrics. Metrik ini mencerminkan sejauh mana karyawan merasa puas dalam pekerjaan mereka.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan karyawan di antaranya adalah gaji, tingkat stres, kepemimpinan, manajemen, kerjasama tim, pengalaman kerja, budaya perusahaan, dan work life balance.
Untuk mengukur metrik ini, Anda dapat menggunakan survei terkait NPS, yakni angka yang menunjukan seberapa puas karyawan terhadap perusahaan Anda. Selain itu, Anda juga bisa melihat ulasan mereka di platform seperti Glassdor dan menggunakan Employee Satisfaction Index (ESI).
9. Waktu untuk Produktivitas Penuh per FTE (Full Time Equivalent)
Setiap karyawan baru membutuhkan waktu beberapa bulan untuk bisa menjadi produktif sepenuhnya. Selama bulan-bulan awal, karyawan baru akan mempelajari seluk-beluk pekerjaannya, mengenal rekan kerja, dan mengembangkan kerterampilan agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
Lamanya waktu adaptasi karyawan baru tergantung pada keefektifan aktivitas onboarding, sehingga dapat diperpanjang maupun dipersingkat.
10. Biaya Pelatihan
Waktu dan uang yang dihabiskan untuk aktivitas pelatihan menjadi talent management metrics yang penting. Karyawan berbakat merupakan orang-orang dengan potensi pertumbuhan yang tinggi.
Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan mereka melalui kegiatan pembelajaran dan pengembangan guna membuat proses manajemen talenta menjadi lebih efektif.
11. Exit Interview
Metrik terakhir yang perlu Anda pantau adalah exit interview. Melalui metrik ini, Anda dapat mengetahui mengapa karyawan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.
Dengan mengetahui alasan tersebut, Anda pun dapat membantu mencegah terjadinya tingkat tunrover yang tinggi. Selain itu, dalam exit interview, seringkali karyawan akan memberikan masukan yang informatif dan berharga.
Walaupun secara teknis wawancara ini tidak termasuk metrik, namun Anda dapat mengaplikasikannya dengan kuesioner atau wawancara standar untuk mendapatkan data yang lebih akurat.